LATAR BELAKANG
Kota Bekasi secara geografis terletak di dataran rendah yang
topograpinya relatif datar dengan kemiringan antara 0 – 2 % dan
ketinggian antara 11 – 81 meter di atas permukaan laut. Dengan
topografi yang relative datar ini.Dengan kondisi ini, pembangunan
sarana parasarana yang berkaitan dengan drainase perlu ketelitian dan
perhitungan yang matang sehingga dapat berfungsi maksimal. Curah
hujan sepanjang 3 tahun berturut-turut Tahun 2012 – 2014
berdasarkan data Bekasi Dalam Angka mengalami peningkatan (tabel
terlampir).
Dalam rangka mendukung terwujudnya Kota Bekasi yang Sehat, Maju dan
Ihsan, Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi untuk kurun
waktu 2013 – 2018 mempunyai visi menyediakan Infrastruktur
Kebinamargaan dan ketataairan yang mantab. Visi ini diterjemahkan dalam
2 misi besar yakni pertama meningkatkan infrastruktur kebinamargaan
meliputi pembangunan, peningkatan, rehabilitasi dan pemeliharaan dan
kedua meningkatkan infrastruktur ketataairan meliputi pembangunan,
peningkatan, rehabilitasi dan pemeliharaan. Visi dan misi ini
dinyatakan tercapai apabila sudah memenuhi prasarana jalan, jembatan
dan mengurangi luas genangan air/banjir dengan memberdayakan seluruh
sumber daya manusia yang dimiliki dinas dan melibatkan peran serta
swasta dan masyarakat. Untuk mewujudkan visi dan misi ini, Dinas
Bina Marga dan Tata Air menerjemahkannya dalam 5 program yakni :
1. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan;
2. Program Pembangunan Saluran Drainase dan
Gorong-Gorong;
3. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan
Jembatan;
4. Program Pembangunan Sistem Informasi dan Data Base
Jalan dan Jembatan;
5. Program Pengendalian Banjir.
Dari kelima program tersebut di atas, yang menjadi wewenang dan
tanggungjawab bidang Tata Air lebih mendalam adalah program pembangunan
saluran drainase dan gorong-gorong dan program pengendalian banjir.
Pelaksanaan kedua program ini tertuang di dalam tugas pokok dan fungsi
dari setiap seksi yang ada di bidang Tata Air yakni seksi
Rehabilitasi dan Pemeliharaan Saluran Kota Bekasi, Seksi Pembangunan
dan Peningkatan Saluran serta seksi Pengendalian Daerah ALiran Sungai.
Sebagai kepala Seksi Pembangunan dan Peningkatan Saluran salah satu
tugas pokok dan fungsi yang menjadi latar belakang proyek perubahan ini
adalah melaksanakan penyelesaian permasalahan Operasional sistem
drainase dan penanggulangan banjir diwilayah kota (sebagaimana tertuang
dalam Peraturan Walikota Bekasi Nomor 52 Tahun 2009).
Salah satu isu stragtegis yang menjadi target utama operasional
sistem drainase adalah menangani dan mengurangi 49 titik genangan
banjir. 49 titik banjir ini hampir semuanya berada di Daerah Aliran
Sungai (DAS) Kali Bekasi . Hal yang menarik dari permasalahan banjir di
Kota Bekasi adalah bahwa ke 49 titik genangan banjir ini adalah
genangan/banjir bisa terjadi walaupun di wilayah Bekasi tidak sedang
terjadi hujan. Hal ini terjadi karena wilayah Kota Bekasi dilintasi
oleh satu sungai/kali besar yakni Kali Bekasi yangmerupakan gabungan
dari 2 sungai besar yakni Kali Cikeas dan Kali CIleungsi yang keduanya
berhulu di wilayah puncak/Bogor dan bermuara di wilayah Kabupaten
Bekasi.Secara Umum luasan DAS Cileungsi ± 26.525,9 ha (67.9%) sedangkan
DAS Cikeas ± 11.352,9 ha (29.1%) dan Bekasi Hulu ± 1.166,2 ha.Sehingga
total luas Bekasi Hulu adalah ± 39.045 ha, yang selanjutnya disebut
pertemuan 2 (dua) Kali yaitu Cileungsi dan Cikeas atau dikenal dengan
titik P2C tepat disisi Perumahan Pondok Gede Permai.Berdasarkan data di
atas maka, yang memberikan pengaruh atas potensi bencana banjir/potensi
debit air di Kota Bekasi, khususnya di sepanjang DAS Kali Bekasi lebih
dipengaruhi oleh kiriman dari Kali Cileungsi atau 2/3 kali lebih besar
dibandingkan Kali Cikeas.
BENDUNG BEKASI
Bendung Bekasi (Bendung Prisdo) beroperasi sejak tahun
1960, di desain selain sebagai pengendali banjir, pengaturan air untuk
kebutuhan irigasi persawahan, maupun kebutuhan air baku/air bersih baik
ke wilayah DKI Jakarta, maupun PDAM Tirta Patriot dan Tirta Baghasasi
milik Kabupaten Bekasi yang wilayah operasinya di sebagian wilayah
administratif Kota Bekasi.
Berdasarkan fungsinya maka Bendung Kali Bekasi (Bendung Prisdo) ini
dibagi menjadi dua yakni :
1. Kondisi Musim Kering yaitu berfungsi untuk
membendung muka air hulu sehingga bisa memenuhi fungsinya sebagai
pelayanan bangunan pengambilan maupun menahan intrusi air laut;
2. Kondisi Musim Hujan yaitu berfungsi untuk
meniadakan pembendungan ketika terjadi debit besar dengan elevasi muka
air melampaui batas tertentu, sehingga menghindari peningkatan ancaman
banjir akibat adanya bendung
Oleh karena itu, Dinas Bina Marga dan Tata Air perlu menguasai berbagai
informasi terkait curah hujan, ketinggian muka air dan berbagai data
lainnya yang terkait dengan upaya pengendalian banjir di sepanjang DAS
Kali Bekasi. Hal ini desebabkan, upaya pengendalian air/banjir di
sepanjang DAS Kali Bekasi ini, tidak serta merta hanya dilakukan
sendiri oleh pemerintah Kota Bekasi.Sesuai dengan PP Nomor 35 Tentang
Sungai, kewenangan pengelolaan DAS berada pada institusi Balai
Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) yang berada di bawah
Direktorat Sumber Daya Alam Kementerian Pekerjaan Umum dan juga
Perusahaan Jasa Tirta (PJT) karena air dari Kali Bekasi ini dipakai
juga sebagai sumber air baku oleh PT. PAM Jaya Jakarta dan PT. Tirta
Baghasasi untuk pengelolaan air bersih. Selain itu apabila tidak
dikendalikan dengan baik air di sepanjang DAS ini, dapat juga
mengakibatkan banjir besar di wilayah hilir.Salah satu alat/sistem
pengendalian air di DAS ini adalah Bendungan Prisdo yang terletak di
Jalan Hasibuan Kota Bekasi.
Pengendalian Bendungan Prisdo secara struktural berada di bawah
kewenangan BBWSCC. Ketika limpasan di Bendungan sudah mencapai titik
tertentu maka petugas operator akan membuka/menutup pintu guna mengatur
laju aliran air. Pengaturan operasional buka tutup pintu ini memerlukan
standar/petunjuk teknis tertentu sehingga saat buka/tutup pintu bendung
akan memberikan dampak yang positif. Ketika pintu bendung dibuka
tertalu dini, bisa berdampak antara lain :
a. Dapat terjadi abrasi di sepanjang DAS;
b. Banjir di wilayah hilir yakni kabupaten Bekasi;
c. Sumber air baku PT. PAM Jaya dan PT. PDAM Jasa
Tirta bisa terganggu;
Selain itu apabila dibuka terlambat dapat menimbulkan banjir di wilayah
sepanjang DAS Kali Bekasi yang pada umumnya merupakan
perumahan/permukiman dengan tingkat kepadatan tinggi.
Berkaitan dengan konsep Smart City dimana konsep penataan kota dengan
peningkatan peran infrastruktur public serta pembangunan yang tidak
sektoral, yang dalam prosesnya mempunyai 6 indikator sebagai
tolok ukur pencapaian yakni smart living, smart environment
(lingkungan), smart utility (utilitas/ prasarana), smart economy
(ekonomi), smart mobility (mobilitas) dan smart people (manusia) sudah
dicanangkan oleh Pemerintah Kota Bekasi sejak tahun 2015. Secara garis
besar ada tiga hal utama yang disiapkan oleh semua pihak antara lain
ramah lingkungan, efisien dalam penggunaan energy dan penerapan
teknologi tepat guna. Artinya bahwa, pemanfaatan teknologi dan
informasi dalam menangani dan mengendalikan banjir akan sangat membantu
pemerintah dalam mewujudkan Bekasi salah satu Kota Cerdas.
Oleh karena itu, dalam rangka mengendalikan banjir di Kali Bekasi
berdasarkan data dan informasi yang akurat dibutuhkan sistem informasi
dengan tools yang sesuai kebutuhan dapat diakses dan dibaca oleh
semua pihak yang berkepentingan. Dengan tools ini setiap
stakeholder data bersinergi dan mengambil tindakan dengan
cepat dan tepat tanpa harus merasa kwatir karena keragu-raguan terhadap
data dan informasi yang diperoleh. Dengan sistem ini perbedaan
pendekatan pengambilan keputusan/kebijakan yang menyangkut hajat hidup
orang banyak dapat dihindari. Sistem ini adalah Sistem
Informasi Manajemen Tinggi Muka Air (TMA) di Kali Bekasi dengan nama
Bekasi Urban Flood Field Early Report (e_BUFFER).
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TINGGI MUKA
AIR E_BUFFER
Sistem Informasi Manajamen merupakan sebuah sistem yang menghasilkan
output dengan menggunakan input tertentu dan berbagai proses yang
diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu. Sistem Informasi
Manajemen Tinggi Muka Air Kali Bekasi yang dinamakan e_BUFFER
adalah sebuah sistem informasi yang menghasilkan data base tinggi muka
air secara peridik dengan interval waktu tertentu. Data yang akan
diolah dalam SIM TMA ini diperoleh dari alat ukur AWLR (Automatic
Water level Recorder) di beberapa control point yang kita tentukan.
Dengan AWLR ini data TMA dan debit dan akan dikirim secara
otomatis dengan interval waktu tertentu dan menyimpan data di pusat
pengolahan data sehingga ketergantungan terhadap personal menjadi
berkurang.
Data yang diperoleh dari e_BUFFER ini kemudian diolah lagi
menjadi informasi lebih lanjut yang dituangkan di dalam Petunjuk Teknis
dalam melakukan pengendalian pintu bendung khususnya Bendung Prisdo.
Petunjuk Teknis ini, menjadi dasar bagi semua aparatur untuk mengambil
tindakan buka atau tutup pintu secara tepat sehingga memberikan manfaat
yang optimal bagi semua pihak yang berkepentingan.
MANFAAT
Manfaat yang dapat dirasakan bilamana SIM Data TMA ini terwujud dapat
dibagi dalam dua kelompok yakni manfaat internal (bagi DInas Bina Marga
dan Tata Air) dan manfaat external. Keduanya dapat dijelaskan yakni :
1. Manfaat Internal
Manfaat internal bagi Dinas Bina Marga dan Tata Air adalah :
a. Tersedianya data yang valid dan akurat serta
mempercepat akses arus data dan informasi TMA
b. Mengurangi ketergantungan pada petugas informasi
akibat adanya hambatan baik teknis maupun non teknis
c. Terdapat kepastian data bagi petugas
dari instansi yang berwewenang dalam mengendalikan banjir di
wilayah Kali Bekasi
d. Efisiensi petugas dalam monitoring dan evaluasi
pengendalian banjir
e. Menjadi model penanganan banjir untuk DAS lainnya
dan beberapa Polder yang ada di Kota Bekasi
2. Manfaat External
Manfaat external dengan adanya SIM Data TMA ini adalah :
a. Peringatan dini bagi petugas/aparatur terkait
dalam pengendalian air di Bendung Prisdo
b. Mengurangi titik genangan banjir dan dampak
negatif lain akibat keterlambatan pengendalian pintu Bendung Prisdo
c. Ketersediaan air baku bagi pihak PJT dalam
memberikan pelayanan air bersih bagi masyarakat
d. Mewujudkan Kota Bekasi sebagai Smart City.
STUKTUR ORGANISASI